Salah satu sifat orang beriman adalah ketika mendapat berbagai kenikmatan, dia bersyukur kepada Dzat yang telah memberikan nikmat tersebut yaitu Allah S.W.T. Memang arti syukur sendiri adalah memuji kepada Dzat yang telah memberikan berbagai kenikmatan dan kebaikan termasuk rezeki makanan dan minuman yang diambil setiap hari. Tetapi cukupkah dengan hanya memuji Allah S.W.T melalui lisan semata-mata?
Sebenarnya ramai orang yang memuji Allah dengan lidah mereka ketika mendapatkan nikmat tetapi dalam masa yang sama mereka masih bergelumang dalam kemaksiatan kepada Allah. Syukur mempunyai syarat-syaratnya yaitu: Pertama; mengakui nikmat tersebut dengan hati; kedua: mengucapkannya dengan lisan yaitu mengucapkan ‘alhamdulillah’ ketiga; menggunakan nikmat tersebut untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah S.W.T.
Bersyukur itu berkaitan dengan hati, lisan dan anggota badan. Kita hendaklah mengakui nikmat tersebut datangnya daripada Allah bukan daripada yang lain walaupun sebabnya datang melalui orang lain, urusan jual beli atau sebagainya tetapi semuanya itu hanyalah sebab atau perantara dalam mendapatkan nikmat dan hakikatnya yang memberikannya itu hanyalah Allah S.W.T. Oleh itu gunakanlah nikmat Allah ke jalan yang di ridhainya bukan untuk perkara yang mendatangkan kemurkaan-Nya.
Dari Anas bin Mali r.a katanya, rasulullah s.a.w bersabda:”Sesungguhnya Allah Taala sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (alhamdulillah) sesudah makan dan minum.”
Sumber : tausyah.wordpress.com
Berita Lainnya : Expo UMTAS 2024